Image of The Lovely Bones (Tulang-tulang yang Cantik)

Text

The Lovely Bones (Tulang-tulang yang Cantik)



Isi novel yang diedisi-indonesiakan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama ini dituturkan oleh Susie Salmon. Ketika cerita dimulai, Susie sudah mati dan berada di akhirat. Layaknya roh penasaran, Susie rindu bergentayangan di Bumi, menyesali kematian yang tidak ia inginkan, cintanya yang belum sempat mekar, dan si pembunuh yang lolos dari jerat hukum. Pembaca akan digiring untuk merasakan ketidakberdayan Susie, bagaimana Susie ingin memberitahukan siapa pembunuh dan di mana jasadnya dibuang, tetapi tidak mampu melakukannya. Juga bagaimana perasaan Susie ketika melihat keluarganya tidak bisa menanggung duka karena kehilangannya dan berujung pada berantakannya perkawinan orangtuanya. Padahal, ia tahu, dengan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dengan ditemukannya jasadnya, barangkali keluarganya akan bersatu mengumpulkan kekuatan mengatasi kesedihan.

Membaca kisah Susie membuat saya teringat pada film fenomenal berjudul Ghost yang dibintangi Patrick Swayze dan Demi Moore. Tentu saja posisi keberadaan si roh dalam novel ini dan film Ghost berbeda. Susie, dalam novel, sudah berada di akhirat, tetapi Patrick Swayze dalam Ghost masih gentayangan di dunia. Tetapi membaca perasaan dan pikiran Susie, bagi saya, tidak jauh berbeda dengan menyaksikan betapa tidak mampunya Swayze mengatakan pada kekasihnya siapa pembunuhnya –yang sama-sama mereka kenal, betapa sedih dirinya melihat kedukaan yang terus menggelayuti hati kekasihnya, dan betapa rindunya dia menyentuh bahkan memeluknya seperti ketika mereka masih bersama.

Karena Susie menyampaikan narasinya dari akhirat, maka Sebold menciptakan akhirat versinya sendiri. Olehnya, akhirat menjadi tempat yang cukup menarik, dengan rumah bertingkat sebagai tempat tinggal, gedung SMA, toko es krim yang selalu menyediakan jenis es krim yang kauinginkan, surat kabar yang memuat kehidupan para penghuninya, dan gazebo tempat Susie bisa mengamati kehidupan di Bumi. Akhirat versi Sebold juga menyediakan seorang pembimbing dan teman sekamar untuk anggota baru.

Dari akhirat versi Sebold inilah Susie berkisah dalam kurun waktu hingga 10 tahun lebih setelah kematiannya, tidak hanya menggunakan alur maju, sesekali Susie menggunakan kilas balik, untuk melihat dan menceritakan kenangan-kenangan yang pernah ia alami sebelum kematiannya. Karenanya, kisah tragis Susie yang lumayan mencekam dengan bersitan sedikit ketegangan akan terasa mengalir dengan gemulai, terus-menerus membuat pembaca bertanya bagaimana penulisnya memilih akhir yang layak bagi Susie. Yang sudah pasti, Susie tidak akan dikembalikan ke Bumi dari Alam Baka.

Ketika Susie masih kecil, Jack Salmon suka mendudukkan Susie di pangkuannya, lalu mengamati bola kaca berisi air dan salju-saljuan. Di dalamnya terdapat seekor pinguin, sendirian, dan membuat Susie khawatir. Ketika Susie memberitahukan kekhawatirannya kepada ayahnya, Jack Salmon berkata, "Jangan cemas, Susie; hidupnya nyaman di sana. Ia terjebak dalam dunia yang sempurna." (hlm. 7). Pada akhirnya, pembaca bisa memahami, Susie menerima takdirnya dengan hati lapang. Ia bisa hidup nyaman di Surga dan seperti pinguin dalam bola kaca, ia, pasti, berada dalam dunia yang sempurna.


Ketersediaan

#
GARLIP 808.83 ALI t
170/P/F/5-2020
Tersedia

Informasi Detail

Judul Seri
-
No. Panggil
808.83 ALI t
Penerbit Gramedia Pusaka Utama : Jakarta.,
Deskripsi Fisik
440 hlm; 20 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
9789792236569
Klasifikasi
808.83
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain




Informasi


Akses Katalog Publik Daring - Gunakan fasilitas pencarian untuk mempercepat penemuan data katalog